Jumat, 24 Juni 2016

Alquran Jelaskan Ajaibnya Batas Pertemuan Dua Laut

Sains modern telah menemukan bahwa sebuah titik di mana dua laut bertemu, ada batas antara mereka. Batas ini membedakan dua lautan sehingga setiap laut memiliki suhu, keasinan dan massa jenis yang berbeda. Contohnya, air laut Mediterania memiliki suhu yang hangat, asin dan tidak terlalu berat massa jenisnya jika dibanding dengan air di Laut Atlantik. Ketika air Mediterania memasuki Atlantik melalui pinggiran Gibraltar

Dia bergerak beberapa ratus kilometer ke Atlantik pada kedalaman sekitar 1.000 meter dengan hangat, garam, dan karakteristik kurang padat. Air Mediterania stabil pada kedalaman ini. Meski ada gelombang, arus kuat, dan pasang di laut ini, mereka tidak bercampur atau melampaui penghalang. Hal ini sebenarnya sudah dijelaskan Allah di dalam Alquran.

“Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing,” Alquran surat Ar Rahman 19-20.

Lebih lanjut, Alquran menjelaskan bahwa di antara air yang tawar dan asin ada “sempadan” dengan batas. “Dan Dia (Allah) yang membiarkan dua laut (mengalir berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia (Allah) menjadikan antara kedua-duanya barzakh (sempadan) dan batas yang menghalangi.


Orang mungkin bertanya, mengapa Quran menyebutkan partisi ketika berbicara tentang pembatas antara air tawar dan asin, tetapi tidak menyebutkan hal itu ketika berbicara tentang pembatas antara dua laut. Ilmu pengetahuan modern telah menemukan bahwa di muara, di mana air tawar yang manis dan air asin bertemu, situasinya agak berbeda dari apa yang ditemukan di tempat-tempat di mana dua laut bertemu.

Telah ditemukan bahwa yang membedakan air tawar dari air asin di muara adalah "zona pycnocline dengan diskontinuitas kerapatannya ditandai dengan memisah menjadi dua lapisan." 3 Partisi ini (zona pemisahan) memiliki salinitas yang berbeda dari air tawar dan dari air asin.

Informasi ini telah ditemukan belum lama menggunakan peralatan canggih untuk mengukur suhu, salinitas, densitas, oksigen cair, dan lainnya. Mata manusia tidak bisa melihat perbedaan antara dua laut yang bertemu, karena dua laut tampak homogen. Demikian juga, mata manusia tidak bisa melihat pembagian air di muara menjadi tiga jenis: air tawar, air garam, dan partisi (zona pemisahan). Demikian seperti dijelaskan Islam Guide, Kamis (16/6/2016).

sumber:
http://techno.okezone.com/read/2016/06/15/56/1415903/alquran-jelaskan-ajaibnya-batas-pertemuan-dua-laut

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Home
Reload page