Rabu, 23 Desember 2015

Rotasi Bumi Melambat, Kenapa?

Pada 1942, pasukan Sekutu berniat mendaratkan ribuan personel pasukannya di sepanjang pantai utara Benua Afrika untuk menghajar pasukan Blok Poros. Seorang peneliti muda menghitung, risiko pendaratan kelewat besar lantaran pada musim tertentu gelombangnya sangat tinggi. Peneliti muda itu, Walter Munk, mendatangi salah satu komandan Sekutu dan menyampaikan hasil penghitungannya. Tapi siapa yang menganggap penting pendapat seorang peneliti "kemarin sore".

Peringatan Walter Munk hanya ditanggapi sambil lalu. "Mereka pasti sudah memperhitungkannya," kata sang komandan kepada Munk, kini 91 tahun, seperti dikutip New York Times.

Yakin perhitungannya tak meleset, Munk minta bantuan bosnya di Scripps Institution of Oceanography. Mereka berdua menghitung lebih teliti kapan waktu paling tepat bagi kapal-kapal Sekutu merapat di pantai utara Afrika. Berkat penghitungan Munk, ribuan personel pasukan Sekutu bisa mendarat saat gelombang relatif anteng.

Sejak hari itu, penghitungan Munk untuk meramal tinggi gelombang laut jadi bagian penting dari operasi pendaratan pasukan, termasuk dalam operasi pendaratan besar-besaran di Normandia, Prancis. Berpuluh tahun mempelajari lautan, di kalangan peneliti oseanografi, Walter Munk sering disebut sebagai "Albert Einstein di Laut".


Sepanjang 1950-an, Munk meneliti perubahan di atmosfer, kerak bumi, dan gelombang laut serta pengaruhnya terhadap rotasi bumi. Dia curiga ada yang aneh dalam pola rotasi bumi. Dia menduga, perubahan tinggi muka laut akan mempengaruhi kecepatan rotasi bumi. Tapi Munk tak pernah berhasil membuktikannya.

Kini hipotesis Walter Munk baru terbukti. Menurut Mathieu Dumberry, profesor fisika dari Universitas Alberta, Kanada, Walter Munk membuat sejumlah kekeliruan dalam model matematikanya. Perkiraan Munk soal perubahan tinggi muka air laut terlalu besar. Model matematika Munk untuk menghitung perubahan muka laut sejak zaman es juga kurang pas.

api kekeliruan paling besar Walter Munk adalah tidak memperhitungkan pengaruh gerak inti dan kerak bumi terhadap kecepatan rotasi bumi. Inti bumi bergerak ke arah timur, sementara kerak bumi bergerak ke arah berlawanan. "Selama 3.000 tahun, gerak inti bumi sedikit bertambah cepat, sementara gerak kerak bumi sedikit melambat," kata Mathieu kepada PopularMechanics.

Model matematika Walter Munk memang keliru, tapi hipotesisnya terbukti akurat. Mathieu bersama Jerry Mitrovica, profesor geofisika dari Universitas Harvard, telah membuktikannya. Jika permukaan laut makin tinggi, rotasi bumi bakal melambat dan hari makin panjang.

Mencairnya es di daerah sekitar kutub akan mengalirkan massa air dalam jumlah sangat besar di sepanjang ekuator. Tambahan berat di wilayah ekuator inilah, menurut Jerry, yang membuat rotasi bumi sedikit melambat. "Efeknya seperti peselancar yang mengembangkan kedua tangannya," kata Jerry kepada Washington Post. Ditambah pengaruh gravitasi bulan plus melambatnya gerakan kerak bumi, jadilah hari makin panjang.

sumber:
http://news.detik.com/berita/3098753/rotasi-bumi-melambat-kenapa/2
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Home
Reload page