Rabu, 16 Juli 2014

Tahu, Kenapa Perusahaan Jepang "Kepincut" dengan Lulusan Indonesia?

Kantor Karier (Career Office) Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) di Beppu, Jepang, menempatkan para pelajar Indonesia sebagai pelajar paling diincar perusahaan-perusahaan multinasional Jepang. Kemampuan bahasa Jepang dan Inggris para pelajar Indonesia dinilai sangat baik, sebaik kemampuan studi di bidang masing-masing.  Berdasarkan data Career Office Ritsumeikan Asia Pacific University (APU)

Jepang, tahun 2013, menunjukkan bahwa job placement rate untuk anak-anak Indonesia pada 2012 mencapai angka 100 persen, sementara pada 2013 lalu turun sedikit hanya 96,7 persen. Pada 2013, sebanyak 73 persen dari total pelajar asal Indonesia di APU pun tercatat paling aktif mencari pekerjaan.

"Jadi, persentase anak Indonesia yang mendapatkan pekerjaan di Jepang itu 65 persen, yang bekerja di Indonesia 17 persen, sedangkan sisanya yang 17,5 persen itu di negara lain atau melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi," kata Masako Posselius, Manager Career Office Ritsumeikan APU, di kantornya di Kampus APU, akhir Juni lalu.

Masih berdasarkan data Career Office APU, pada 2013 lalu, tercatat sebanyak 355 perusahaan Jepang mendatangi APU untuk menggelar rekrutmen tenaga kerja bagi mereka yang baru lulus. Kunjungan dan rekrutmen yang disebut dengan "On Campus Recruiting" itu kerap dijadikan kesempatan bagi para mahasiswa Ritsumeikan APU, khususnya mahasiswa tingkat III dan IV, untuk mulai merancang job hunting.


"Karena pada saat itu para mahasiswa hanya mulai fokus pada akhir masa studinya dan serius dengan aktivitas riset mereka untuk menyelesaikan studi. Sejauh ini, para alumnus dan perusahaan selalu puas dengan capaian anak-anak Indonesia yang mereka rekrut," kata Masako.

Menanggapi hal itu, alumnus Ritsumeikan APU, Ahmad Hadi Royani atau Royan, mengakui bahwa pengalaman berkomunikasi dengan mahasiswa dari berbagai negara di "kampus internasional" Ritsumeikan APU merupakan pengalaman sangat berharga. Dia sepakat bahwa karena bergaul itulah dia menjadi orang yang sangat percaya diri ketika masuk ke dunia kerja di Jepang.

"Pertama dari kemampuan bahasanya, orang Indonesia itu lebih unggul. Kedua, sebagai orang Indonesia, saya dianggap bisa masuk ke budaya orang-orang Jepang itu. Ketiga, kemampuan berkomunikasi orang-orang Indonesia sangat baik, mungkin bisa dibilang sangat luwes. Kita dianggap lebih mengerti perbedaan," ujar Royan, Sales dan Marketing Consultant di Michael Page International Japan, di Tokyo.

Royan mengakui, semasa kuliah, pencapaian prestasi akademiknya terbilang biasa saja. Namun, dia termasuk anak yang aktif berorganisasi, menjadi volunter untuk bermacam kegiatan kampus, dan kerja sambilan. Dari situlah keluwesan bergaul, kemampuan berkomunikasi, dan kefasihan berbahasa terasah secara alami. (Baca: Saatnya... Kampus Jadi Ajang "Trial and Error" Bergaul di Dunia Internasional!).


"Secara langsung kita memang tidak dididik menjadi seperti itu karena semuanya berjalan alami ketika menuntut ilmu dan bergiat di kampus. Lingkungan kampus membuat kita seperti itu. Jadi, kalau ke sini cuma belajar, enggak akan dapat apa-apa," ujar Royan.

Track yang benar
Berdasarkan survei Carrier Office Ritsumeikan APU pada 2013 lalu, spesifikasi kebutuhan sumber daya manusia yang diinginkan perusahaan-perusahaan internasional Jepang tidak hanya menitikberatkan pada kemampuan teknis (skill) dan potensi akademik. Lebih dari itu, beberapa variabel non-teknis (non-skill) sangat mereka butuhkan dari para sarjana lulusan perguruan tinggi (Sekali Lagi... Jangan Lupakan "Non-Skill"!).

Sumber:
http://edukasi.kompas.com/read/2014/07/05/15315571/Tahu.Kenapa.Perusahaan.Jepang.Kepincut.dengan.Lulusan.Indonesia.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Home
Reload page