Johannes Kepler merupakan seorang ahli matematika termutakhir dizamannya sehingga kemajuan yang ia buat dalam studi tentang gerakan planet-planet adalah untuk memperkenalkan dasar matematika dalam model heliosentris tata surya. Model heliosentris yang diusung oleh Nicolaus Copernicus pada umumnya selalu mengatakan bahwa matahari merupakan pusat dari tatasurya dan orbit setiap planet adalah lingkaran sempurna. Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar.
Benar Matahari adalah sebagai pusat dari tatasurya namun Tidak jika orbit setiap planet adalah lingkaran sempurna. Berdasarkan data pengamatan planet-planet yang dimiliki oleh Tycho Brahe selama 15 tahun di observatoriumnya, kepler menunjukkan bahwa orbit planet tidaklah lingkaran sempurna karena hasil dari perhitungannya tidak dapat menunjukkan kesamaan pada data pengamatan planet mars. Dalam hukumnya yang pertama, kepler mengatakan bahwa “Orbit setiap planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu fokusnya.” Melalui hukum kepler satu kita ketahui bahwa orbit setiap planet adalah elips meski pada kenyataannya orbit sebagian besar planet di tata surya kita sangat dekat dengan lingkaran, dengan eksentrisitas mendekati 0 dimana 0 memiliki arti bahwa lingkaran sempurna (misalnya, eksentrisitas orbit bumi adalah 0,0167).
Benar Matahari adalah sebagai pusat dari tatasurya namun Tidak jika orbit setiap planet adalah lingkaran sempurna. Berdasarkan data pengamatan planet-planet yang dimiliki oleh Tycho Brahe selama 15 tahun di observatoriumnya, kepler menunjukkan bahwa orbit planet tidaklah lingkaran sempurna karena hasil dari perhitungannya tidak dapat menunjukkan kesamaan pada data pengamatan planet mars. Dalam hukumnya yang pertama, kepler mengatakan bahwa “Orbit setiap planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu fokusnya.” Melalui hukum kepler satu kita ketahui bahwa orbit setiap planet adalah elips meski pada kenyataannya orbit sebagian besar planet di tata surya kita sangat dekat dengan lingkaran, dengan eksentrisitas mendekati 0 dimana 0 memiliki arti bahwa lingkaran sempurna (misalnya, eksentrisitas orbit bumi adalah 0,0167).
Implikasi dari hukum kepler pertama adalah bahwa jarak antara planet dan matahari berubah seiring planet bergerak sepanjang orbitnya dan Matahari adalah penyeimbang dari pusat orbit planet. Berubahnya jarak antara planet dan matahari seiring ia bergerak menelusuri orbitnya, pastilah akan memberikan sebuah konsekuensi dimana terdapat jarak terdekat dengan matahari dan jarak terjauh dengan matahari. Oleh para astronom jarak terdekat diberi nama dengan perihelion sedang jarak terjauh adalah aphelion.
6 Juli 2013 (untuk indonesia) merupakan hari dimana bumi mencapai titik terjauhnya atau yang dikenal dengan istilah Aphelion. Aphelion merupakan posisi dimana bumi dalam perjalanannya mengelilingi matahari mencapai titik terjauh. Seiring dengan bumi mencapai aphelion, kecepatan orbit bumi lebih lambat daripada saat bumi mencapai titik terdekatnya atau yang disebut dengan perihelion. Rata-rata aphelion bumi akan terjadi pada tanggal 4-6 juli dan diperkirakan pada tahun 2013 aphelion akan jatuh pada tanggal 5 juli 2013 pukul 18:59 UT dengan jarak bumi dan matahari sejauh 1.0167 AU atau sekitar 152.096.155 km pada tanggal 6 juli 2013 pukul 01.59 WIB.
Peristiwa aphelion adalah peristiwa yang terjadi disetiap tahunnya dan tidak ada dampak yang cukup signifikan bagi bumi kita. Bagaimana dengan diameter dari cakram matahari, apakah hal tersebut akan menjadikan ia lebih kecil atau lebih besar daripada saat bumi mencapai perihelion? Ya, cakram dari diameter matahari jika kita lihat dari bumi dengan menggunakan teleskop yang dilengkapi filter matahari akan sedikit tampak lebih kecil dari pada cakram matahari saat bumi mencapai perihelion atau titik terdekatnya dan tidak hanya itu saja intensitas cahaya matahari setidaknya pada saat bumi mencapai aphelion berkurang 7% daripada saat bumi mencapai perihelionnya.
Jika anda ingin mengadakan pengamatan efek aphelion terhadap diameter cakram matahari yang terlihat dari bumi lantas membandingkannya dengan cakram matahari saat bumi mencapai perihelion, anda dapat menggunakan teleskop yang telah dilengkapi dengan filter matahari dan instrumen pencintraan seperti kamera DSLR & CCD. Agar kualitas hasil pengamatan dapat dibandingkan, gunakan teleskop dan instrumen pencitraan dengan spesifikasi dan metode yang sama pada saat pengambilan gambar aphelion dan perihelion. Untuk kasus seperti ini, biasanya saya menggunakan teleskop yang sudah dilengkapi dengan kamera DSLR yang tersambung oleh T-Ring atau Teleskop Ring.
Karena Aphelion bumi jatuh pada tanggal 6 Juli 2013 pukul 01:59 WIB maka waktu yang tepat untuk mengambil gambar cakram matahari adalah saat matahari terbit pada tanggal 6 Juli 2013 hingga pukul 12.00 WIB. Silahkan mencoba dan pastikan teleskop yang anda gunakan telah dilengkapi dengan filter matahari. Simpan hasil foto anda dan bandingkan dengan hasil foto saat bumi mencapai perihelionnya. Benarkah cakram matahari lebih kecil pada saat bumi mencapai aphelion? Mari kita buktikan. Semoga bermanfaat dan Salam Astronomi Indonesia.
Karena Aphelion bumi jatuh pada tanggal 6 Juli 2013 pukul 01:59 WIB maka waktu yang tepat untuk mengambil gambar cakram matahari adalah saat matahari terbit pada tanggal 6 Juli 2013 hingga pukul 12.00 WIB. Silahkan mencoba dan pastikan teleskop yang anda gunakan telah dilengkapi dengan filter matahari. Simpan hasil foto anda dan bandingkan dengan hasil foto saat bumi mencapai perihelionnya. Benarkah cakram matahari lebih kecil pada saat bumi mencapai aphelion? Mari kita buktikan. Semoga bermanfaat dan Salam Astronomi Indonesia.
Sumber:
NASA – SKYCAL
USNO - Earth’s Seasons
Astro801 – Kepler’s Three Laws
APOD NASA