Sabtu, 14 Mei 2011

Bintang Tertua Masih Bersinar

Bintang Tertua Masih Bersinar 2011-02-17 08:29:14 Rahasia keabadian dan umur panjang sesungguhnya tak jauh dari pemandangan anda. Tak percaya? Tataplah langit malam yang cerah. Kehidupan kita yang begitu fana, sekian tahun menjalani masa kanak-kanak, beberapa tahun pencarian jati diri masa remaja, lalu usia produktif beberapa puluh tahun hingga akhirnya masa pensiun seakan tertelan bila dibandingkan dengan kedahsyatan bintang-bintang yang telah bertahan hidup milyaran tahun. Bahkan bintang tertua pun masih bersinar. Benarkah demikian? Berbicara tentang kemilau dari masa lalu, anda harus tahu bahwa para sesepuh bintang yang panjang umur ini tinggal di rumah yang sangat jauh, sekitar 13,4 triliun tahun cahaya dari galaksi bima sakti.
Hasil temuan ini bertentangan dengan hipotesis selama ini yang menyatakan bahwa bintang-bintang yang lahir sejak awal kejadian alam semesta telah tewas sejak jutaan tahun yang lalu. Dalam simulasinya, Paul Clark dari University of Heidelberg bekerjasama dengan Thomas Greif , astrofisikawan dari Max Planck Institute menunjukkan bahwa awan galaksi di awal alam semesta mengandung beberapa “embrio” bintang. 

Bayi-bayi bintang yang dinaungi oleh awan ini letaknya berdekatan sehingga gravitasi yang diciptakan ini akan mendepak keluar embrio yang paling kecil. Akibatnya, calon bintang yang malang itu bahkan tak punya kesempatan untuk menjadi bintang berumur pendek sekalipun. Namun, yang tak terduga adalah bintang kerdil ini justru dapat bertahan hidup hingga hari ini bila mereka mengatur diri untuk bertumbuh tanpa melewati batas 80 persen dari massa awan yang menjadi “ rahim” mereka. Menurut Simon White, astrofisikawan dari Max Planck Institute, bila masih ada bintang-bintang pertama di alam semesta yang masih hidup hingga hari ini, cahaya yang dipancarkan merekapun masih dapat memenuhi syarat untuk tertangkap oleh teleskop bumi. 

Namun, hanya spektrum beresolusi tinggi yang dapat mendeteksi perbedaan bintang-bintang purba. Tentunya karena para bintang tua ini hanya memiliki hidrogen dan helium, tak seperti cucu-cucu mereka yang masih muda, mereka memiliki banyak unsur lain yang lebih berat. White juga berpendapat bahwa kini PR untuk para astronom adalah mengembangkan strategi baru untuk menentukan bintang-bintang manakah di pusat galaksi bimasakti yang merupakan “sesepuh” paling senior? Studi yang menarik ini dilaporkan secara online dalam jurnal science yang dipublikasikan oleh situsarXiv.org.
http://news.discovery.com/space/first-stars-universe-wilky-way-110204.html#mkcpgn=rssnws1

Sumber: http://yohanessurya.com
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Home
Reload page