Pandora dalam mitologi Yunani merupakan perempuan pertama yang diciptakan dewa Hephaestus dan Athena atas perintah Zeus. Dalam Hesoid atau puisi – puisi Yunani yang menceritakan mitos Pandora, dalam penciptaan perempuan pertama itu, setiap dewa memberikan kemampuan yang unik pada dirinya. Peran Pandora dalam mitologi Yunani adalah ia yang membuka kotak
yang menyimpan semua keburukan manusia, atas dasar keingintahuannya, yang kita kenal sebagai kisah kotak Pandora. Ia juga yang menjadi yang bertanggung jawab pada hadirnya harapan, sebagai makhluk terakhir yang muncul dari kotak tersebut.
yang menyimpan semua keburukan manusia, atas dasar keingintahuannya, yang kita kenal sebagai kisah kotak Pandora. Ia juga yang menjadi yang bertanggung jawab pada hadirnya harapan, sebagai makhluk terakhir yang muncul dari kotak tersebut.
Pandora Dalam Astronomi
1. Pandora, Bulan di Saturnus
Pandora secara resmi adalah nama satelit ke-4 dari Saturnus yang bentuknya hampir menyerupai kentang dilapisi materi es seukuran debu. Pandora ditemukan bulan Oktober 1980 oleh tim peneliti Voyager dan satelit dalam Saturnus ini diketahui memiliki ukuran 84 km. Permukaan Pandora juga menunjukkan keberadaan alur pegunungan.
Dalam sistem Saturnus, Pandora bersama dengan Promotheus, satelit lainnya di Saturnus menjadi satelit penggembala bagi partikel di cincin F Saturnus. Dibanding Promotheus, Pandora mengalami lebih banyak pembentukkan kawah dan dua kawah terbesarnya diketahui memiliki diameter 30 km.
2. Pandora Dalam Fiksi
Bagi penggemar film Holywood, tentunya tidak akan asing mendengar kata Pandora sebagai nama bulan fiktif dalam kisah di film Avatar. Dalam kisah Avatar, Pandora adalah sebuah bulan yang mendukung kehidupan, dan mengitari sebuah planet pada sistem bintang di Alfa Centaury. Pandora disini bukan sekedar satelit pengiring bagi planet di bintang lain melainkan satelit yang bisa memiliki kehidupan. Mirip dengan bulan planet Endor yang dihuni kaum Ewok di film Return of the Jedi. Dengan demikian, kehadiran bulan yang mungkin bisa memberikan dukungan dalam kehidupan, bukanlah hal yang baru dalam khazanah fiksi ilmiah. Tentunya dari kisah-kisah fiksi ilmiah tersebut, memunculkan pertanyaan: Apakah dimungkinkan adanya kehidupan di sebuah bulan dari sebuah sistem keplanetan di luar sana?
3. Pandora, Antara Visi dan Upaya Ilmiah
Tentunya pertanyaan tersebut telah lama muncul dalam benak ahli astronomi. Bila ada sekian banyak planet-planet di luar sana (yang saat ini telah ratusan ditemukan), apakah dimungkinkan kehidupan di salah satu bulannya, seperti yang digambarkan baik film seperti Star Wars atau Avatar?
Dugaan adanya kehidupan pada bulan yang mengitari sebuah planet, telah lama disadari, bahkan jauh sebelum ditemukannya planet-planet di luar Tata Surya. Reynolds dkk di tahun 1987 telah mengajukan dugaan adanya zona laik huni di antara planet-planet gas raksasa dari pengamatan Europa.
Semenjak ditemukannya planet-planet di luar Tata Surya di pertengahan sampai akhir dasawarsa 90an, beberapa ahli astronomi semakin yakin dalam mengajukan dugaan bahwa, bila memang ada planet ditemukan, apakah dimungkinkan ditemukan bulan-bulan yang mendukung adanya kehidupan? Di tahun 1997 DM Williams, JF Kasting, dan RA Wade dalam publikasinya yang berjudul Habitable moons around extrasolar giant planets di Jurnal Nature mengungkapkan, bulan yang bisa mendukung adanya kehidupan, mempunyai ukuran massa mencapai sekitar 0.12 kali massa Bumi dengan resonansi orbit seperti Io serta medan magnetic seperti Ganymede, dan bukan tidak mungkin ditemukan pada bintang 47 Uma dan 16 Cyg B (yang kala itu baru ditemukan sebagai memiliki sistem keplanetan).
Tentunya kesuksesan film seperti Avatar semakin mendorong, apakah memang penemuan bulan-bulan seperti Pandora itu benar-benar ada?
Bulan yang mengorbit sebuah planet di bintang lain atau singkatnya yang mengitari exoplanet dinamakan exomoon. Sampai tulisan ini dibuat astronom di dunia nyata (bukan di dunia Avatar atau di dunia Star Wars) belum menemukan exomoon, namun semenjak film Avatar, pertanyaan terkait mungkinkah exomoon ditemukan memang terus dilontarkan.
Dalam sebuah sistem keplanetan, khususnya terkait kasus Tata Surya, planet pada umumnya memiliki satelit pengiring kecuali Merkurius dan Venus. Dengan demikian, diyakini kalau di sistem extrasolar planet, satelit penggiring bagi planet juga dimiliki oleh exoplanet. Tapi untuk membuktikan keberadaan exomoon bukan hal yang mudah. Untuk bisa mendeteksi sebuah exoplanet saja kita bak mencari perubahan super kecil pada bintang untuk bisa meyakini keberadaan planet di bintang lain. Apalagi mendeteksi exomoon! Butuh kemampuan alat dengan resolusi yang sangat tinggi untuk bisa mendeteksi satelit di planet yang mengitari bintang lain.
Sampai saat ini, ada lebih dari 500 planet-planet di luar Tata Surya telah dicatat, dan dipahami bahwa sebagian besar merupakan planet-planet gas raksasa, serupa Jupiter. Hanya sedikit yang dinyatakan sebagai permukaan batuan (seperti Bumi), apalagi yang berada pada zona laik huni (Habitable Zone), yaitu saitu wilayah yang secara teoritis memungkinkan terbentuknya permukaan dalam bentuk cair, dan memungkinkan terbentuknya kehidupan.
Salah satu pemikiran yang diajukan mengenai kemungkinan adanya kehidupan dalam exomoons, disampaikan oleh Heller & Barnes dalam Jurnal Astrobiology di awal 2013, yang menyatakan secara teoritis, ada jarak minimum tertentu dari bulan dari planet induk yang memungkinkan adanya kondisi laik huni, disebut sebagai ‘tepi laik huni’, dan kondisi minimum ini memberi masukan pada pengamat di masa mendatang dalam mengevalusi kondisi seperti Pandora atau Endor itu benar adanya atau tidak. Walaupun kondisi zona laik huni dari exomoon itu akan sangat berbeda dengan exoplanet, tetapi ini seperti membuka kotak Pandora, ada tantangan dan kesulitan, tetapi ada harapan yang baru bagi astronomi di masa mendatang.
Saat ini ada beberapa metode yang ditawarkan untuk mendeteksi exomoon, salah satunya adalah dengan cara mengamati efek-efek yang terjadi pada saat sebuah exoplanet melewati bintang induknya. Kemajuan dalam teknik dan pengembangan instrumentasi di masa mendatang akan membantu menyingkap hal-hal yang sebelumnya masihlah menjadi impian kita, dan pada akhirnya kita bisa menjawab, apakah Endor, atau Pandora itu adalah sekedar impian para seniman saja?
Sumber: