Detektor ledakan senjata nuklir merekam hantaman 26 asteroid di permukaan bumi selama 14 tahun terakhir. Ilmuwan mewanti-wanti ancaman meteor yang bisa memusnahkan kawasan perkotaan, lebih besar dari yang diperkirakan. Jaringan sensor senjata nuklir yang tersebar di seluruh penjuru bumi mencatat 26 detonasi selama 14 tahun terakhir. Uniknya ledakan tersebut bukan berasal dari senjata nuklir
Menurut informasi yang dikumpulkan Lembaga Pengawasan Ujicoba Senjata Nuklir (CTBTO), meteor lebih sering menghantam bumi ketimbang yang selama ini diduga. Untuk itu CTBTO mengukur gelombang kejut di seluruh dunia yang menyebar lewat udara.
Batuan langit yang menghujani bumi secara berkala memiliki daya ledak setara dengan 1 hingga 600 kilo ton TNT. Bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima misalnya melepaskan energi setara 15 kilo ton TNT.
Asteroid 2012 DA14 Melintas Dekat Bumi
Sebuah asteroid berdiameter 45 meter bernama DA14 melintas dekat Bumi pada 15 Februari 2013. Benda langit ini melintas sejarak 27.000 kilometer di atas kawasan Indonesia. Badan Antariksa AS NASA menyebutkan, lintasan asteroid besar sedekat itu, hanya terjadi rata-rata 1200 tahun sekali.
1234567
Hantaman Meteor Lebih Sering dari Dugaan
Dari 26 asteroid cuma satu saja yang bisa dideteksi oleh ilmuwan sebelum meledak. Sementara yang lain tiba tanpa peringatan. Setidaknya meteor-meteor itu meledak di laut, jauh dari kawasan padat penduduk. Minimnya pengetahuan manusia mengenai ancaman dari antariksa mengungkap risiko yang disebabkan bom kosmik itu. "Karena kami tidak tahu kapan dan di mana meteor akan menghantam. Satu-satunya yang menghindarkan bencana adalah keberuntungan belaka," kata Astronot AS, Ed Lu, salah seorang pendiri B612.
Ilmuwan menghitung jumlah meteor yang lintasan terbangnya suatu saat bisa bersinggungan dengan bumi seperti menggelar jajak pendapat jelang pemilu. "Ada kekeliruan dalam pandangan umum bahwa hantaman asteroid adalah hal yang sangat langka. Pandangan itu tentu salah," kata Lu.
Batu Sebesar Rumah dan Lebih Cepat dari Suara
Asteroid sebesar 40 meter atau setengah lapangan bola, berpotensi menghancurkan sebuah kota berpenduduk padat, kata Lu. "Bayangkan sebongkah batu sebesar gedung apartemen bertingkat, menghujam bumi dengan kecepatan Mach 50," tuturnya.
Mach 50 adalah 50 kali kecepatan suara, atau sekitar 61.250 Kilometer per jam. NASA saat ini telah menjalankan program pendeteksian dini asteroid yang memiliki ukuran lebih besar dari 1 km persegi. Batuan langit yang ukurannya setara dengan sebuah bukit kecil itu bisa membunuh jutaan manusia jika menghujam Bumi.
Situasi serupa terjadi 65 juta tahun lalu ketika sebuah asteroid berukuran 10 kilometer persegi menghantam bumi dan memicu perubahan iklim yang diyakini mempercepat kemusnahan dinosaurus dan sebagian besar kehidupan di muka bumi.
Sumber:
http://www.dw.de/ilmuwan-ancaman-meteor-berlipatganda/a-17589692
Sumber:
http://www.dw.de/ilmuwan-ancaman-meteor-berlipatganda/a-17589692