Fenomena halo Matahari kembali muncul di
langit Padang, Rabu siang, 13 April 2011. Yang menarik, cincin Matahari
terlihat tidak hanya selapis, tapi dua lapis.
Pantauan VIVAnews.com,
kemunculan halo Matahari kali ini tak menimbulkan kepanikan warga. Tak
terdengar ada warga ribut-ribut mengaitkannya dengan bencana atau gempa. Meski demikian, kemunculan halo Matahari membuat kantor Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika wilayah Maritim Teluk Bayur
kebanjiran telepon.
"Halo Matahari mulai terlihat sekitar 1 jam
yang lalu, banyak warga dan sekolah yang menelepon menanyakan fenomena
ini," kata Kepala BMKG Teluk Bayur, Padang, Amarizal kepada VIVAnews.com, Rabu siang.
Dia
menjelaskan, halo Matahari hanyalah fenomena alam biasa yang disebabkan
proses penguapan yang menimbulkan butiran-butiran es. Butir es tersebut
memantulkan cahaya Matahari hingga menimbulkan penampakan berupa
cincin. "Ini hanya fenomena alam biasa yang terjadi saat langit cerah,
tak ada hubungan dengan gempa," tegas Amarizal.
Penampakan halo
Matahari terlihat beberapa kali di langit Padang. Pada Kamis 21 Oktober
2010, penampakan halo Matahari menimbulkan kepanikan warga.
Sejumlah
warga memilih mengungsi, menjauhi pantai, karena khawatir gempa besar
datang. Kantor-kantor kosong, siswa dipulangkan awal dari sekolah. Saat
itu, masyarakat mengaitkan halo Matahari dengan kemunculan fenomena
serupa sehari pasca gempa 7,9 Skala Richter (SR) pada 30 September 2009.
Halo
Matahari juga terlihat di angkasa Yogyakarta pada Selasa 4 Januari
2011. Warga tak resah dengan fenomena itu. Jatmiko misalnya, ia
mengatakan, gempa besar di Yogyakarta tahun 2006 lalu, petandanya bukan
halo Matahari melainkan awan Cirrus, awan yang berbentuk vertikal.
sumber: http://nasional.vivanews.com